Wednesday 19 December 2012

YMDU

Yang udah kangen lagi sama YMDU, aku punya puisinya Ray Prasetya alias Rendy

Download di Sini

Istilah-Istilah dalam Genetika

  1. Kromosom : Benang-benang halus di dalam inti sel sebagai pembawa sifat keturunan.
  2. Gen : Substansi hereditas yang menentukan sifat suatu individu.
  3. DNA (Deoxyribonucleid acid) : Senyawa kimia terpenting yang membawa keterangan genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  4. Fenotipe : Sifat yang dapat teramati pada suatu individu yang ditentukan oleh genotipe.
  5. Genotipe : Sifat yang tidak teramati karena berada di dalam gen dan bersifat tetap.
  6. Dominan : Sifat yang muncul pada keturunan, bersifat menutupi sifat lain, dan dilambangkan dengan huruf besar.
  7. Resesif : Sifat yang tidak muncul pada keturunan karena sifatnya ditutupi sifat lain, dilambangkan dengan huruf kecil.
  8. Intermediet : Sifat suatu gen dimana sepasang gen tidak ada dominan dan tidak ada resesif. Jadi, sifat keturunannya merupakan sifat gabungan dari kedua induknya.
  9. Alela : Anggota dari pasangan gen yang mengatur bagian sifat yang sama.
  10. Homozigot : Sepasang alel yang terdiri atas dua gen yang sama.
  11. Heterozigot : Sepasang alel yang terdiri atas dua gen yang berbeda.
  12. Parental : Induk yang mengalami perssilangan.
  13. Hibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki satu atau lebih sifat berbeda.
  14. Monohibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki satu sifat berbeda.
  15. Dihibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki dua sifat berbeda. 
  16. Autosom : kromosom yang menyusun tubuh suatu individu, disingkat A.
  17. Back cross : persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya.
  18. Carrier :Individu pembawa sifat.
  19. Epistasis : Gen yang menutupi ekspresi gen yang lainnya.
  20. Filius : Dalam ilmu genetika disingkat F, yang berarti keturunan
  21. Nondisjunction : Peristiwa di mana pasangan kromosom homolog tidak berpisah pada saat meiosis, menyebabkan kelainan kelainan sifat pada individu pembuahan gamet.
  22. Galur murni : Individu yang memiliki sifat-sifat sama dengan induknya, karena hasil perkawinan sendiri yang berlangsung terus menerus sampai beberapa generasi.
  23. Gen letal : Gen yang menyebabkan kematian individu.
  24. Heterogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang berbeda.
  25. Homogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang sama.
  26. Irradiasi : radiasi yang terkendali.
  27. Kriptomeri : Gen dominan yang seolah-olah tersembunyi yang disembunyikan oleh gen dominan lainnya.
  28. Kromosom seks : Susunan kromosom yang menentukan jenis kelamin individu.
  29. Lokus : Tepat gen  ditemukan dalam kromosom.
  30. Mozaik : Sel-sel yang bersusunan genetis yang samatetapi ekspresinya berbeda, berhubungan dengan perbedaan keaktivan gen-gen pada saat terjadi embryogenesis.
  31. Mutan : Embrio yang mengalami mutasi.
  32. Pedigree : Catatan asal usul suatu sifat dari generasi ke generasi.
  33. Plasmid : Moleul DNA yang beruntai rangkap dan berkembangbiak secara bebas lepas dari kromosom induk.
  34. Plasmid rekombinan : Plasmid yang disambungkan.
  35. Polimeri : Pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri , tetapi mempengaruhi bagian-bagian yang sama pada suatu organisme.
  36. Poliploidi :  Buah dengan ukuran sangat besar.
  37. Rekombinasi : Terbentuknya kombinasi baru.
****** Sekian dan Terimakasih ******

Saturday 15 December 2012

Puisi Cinta

Cintaku sedalam samudra
cintaku seluas angkasa
cintaku setinggi langit biru
cintaku seputih susu

bentar ngk punya inspirasi lagi, besok aku lanjutin dah. Bye!!

#INSPIRASI# #GUBRAK!#

IX DHE SPELANSKA

Kelas paling kacau semasa menduduki jenjang SMP, karna terdapat sosok sosok makhluk hebohh

Yang telah terkenal semenjak kelas 8, Dialah Fajar Wahyu Pribadi (alumni 7D, dan 8 D), Serta Dicky Bima Setiawan (sekelas 2 kali sama aku, #busyyeeet# , kelas 7C, dan untungnya kla 8 nggak sekelas lagi, dia kelas 8D)

Ini beberapa temenku

  1. Abrar Ramadhan
  2. Adnan Kurniawan Sigit
  3. Anandhika Arifianto (aku sendiri :P)
  4. Ardini Nur Haniefah
  5. Bagas Isdiyantara Putra
  6. Bela Sulistyaguna
  7. Bima Aji Damara
  8. Dicky Bima Setiawan
  9. Dini Deviana Saputri
  10. Fajar Wahyu Pribadi
  11. Farkhan Tony Saputra
  12. Fatmayanti Sugiyarni
  13. Haniefah Muslimah
  14. Hendrawan Raharjo
  15. Hutomo Jiwo Satrio
  16. Intan Indraswari Al-Karomah
  17. Kinanthi Widy Apuri
  18. Lutfiana Nur Yulita
  19. Malvian Dwi Haryanto
  20. Monica Nur Savitri
  21. Muhammad Hilmy Fachrur Reza
  22. Muhammad Ihsan Habibulloh
  23. Muhammad Iqbal AL Farizi
  24. Muhammad Zakiy Muwaffaq
  25. Nabilah Ramadhani
  26. Putri Kusuma Wardani
  27. Ratri Dzikrina Wibisono
  28. Rindha Sukma Pratika
  29. Ronald Adjie Mas Fatian
  30. Rudi Wahyu Nugroho
  31. Septirini Sekar Nusantari
  32. Sulthan Yusuf Altaf Hafidh
itulah 32 siswa penghuni kelas IX D (9 d) di SMP NEGERI 09 SURAKARTA, Tahun ajaran 2012/2013

SEMOGA KAMI DAPAT BRKUMPUL BERSAMA KEMBALI, AAMIIN......


SUKSES SELALU BUAT KAWAN KAWANKU IX D HADEWEH :* I LOVE YOUUUUUU FFULLL

PENGETAN MALEM 1 SURO


Malem 1 Suro
Indonesia, saat ini paling tidak mengenal 4 macam tahun yang berbeda-beda, misalnya Tahun Masehi, Tahun Hijriah, Tahun Jawa, dan Tahun Imlek. Tahun Masehi didasarkan atas perputaran bumi mengitari matahari yang dikenal dengan Tahun Matahari (dan berkaitan dengan musim), sementara Tahun Hijriyah dan Tahun Jawa didasarkan pada perputaran bulan mengelilingi bumi dan tidak berkaitan dengan musim. Tahun yang berdasarkan perputaran matahari dan bulan memiliki perbedaan jumlah hari setiap tahunnya. Untuk Tahun Matahari setiap tahunnya berjumlah 365/366 hari, sementara untuk Tahun Bulan per-tahunnya memiliki 354 hari.
Tahun Masehi mengawali tahun barunya setiap tanggal 1 Januari sementara Tahun Hijriyah mengawali tahun barunya pada tanggal 1 Muharram dan Tahun Jawa pada tanggal 1 Suro. Tahun Jawa memiliki kesamaan dengan Tahun Hijriyah terutama dalam mengawali tanggal dan bulannya. Perbedaannya terletak pada istilah penyebutan nama bulan. Tahun Hijriyah menyebut bulan Muharram atau Asyuro, sementara Tahun Jawa menyebut bulan Suro. Kesamaan keduanya ternyata dapat ditelusuri dari sejarah kerajaan Mataram (Islam) di bawah kekuasaan pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 Masehi).
Ketika itu di masyarakat Jawa, tahun yang menjadi pegangan masyarakat pada zamannya adalah Tahun Saka yang berdasarkan peredaran matahari. Sementara bagi umat Islam sendiri menggunakan Tahun Hijriyah. Pada waktu Sultan Agung berkuasa, Islam telah diakui menjadi agama di lingkungan istana Mataram (Islam). Maka untuk tetap meneruskan penanggalan Tahun Saka yang berasal dari leluhurnya dan ingin mengikuti penanggalan Tahun Hijriyah, maka Sultan Agung membuat kebijakan mengubah Tahun Saka menjadi Tahun Jawa. Maka ketika tahun 1555 Saka, oleh Sultan Agung diganti menjadi tahun 1555 Jawa dan berlaku untuk masyarakat pengikutnya. Sementara penetapan tanggal dan bulannya disamakan dengan tanggal dan bulan Tahun Hijriyah. Berarti tanggal 1 Suro 1555 Tahun Jawa sama dengan tanggal 1 Muharram 1043 Hijriyah dan bertepatan pula dengan tanggal 8 Juli 1633 Masehi.
Nama-nama bulan pada Tahun Jawapun dibuat lain dan berbeda dengan nama-nama Tahun Hijriyah disesuikan dengan ucapan masyarakat Jawa. Seperti :
Bagi masyarakat Jawa, kegiatan-kegiatan menyambut bulan Suro sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu. Kegiatan-kegiatan yang berulang-ulang tersebut akhirnya menjadi kebiasaan dan menjadi tradisi yang setiap tahun dilakukan. Itulah yang kemudian disebut budaya dan menjadi ciri khas bagi komunitasnya. Namun kalau dicermati, tradisi di bulan Suro yang dilakukan oleh masyarakat Jawa adalahsebagai upaya untuk menemukan jati dirinya agar selalu tetap eling lan waspada. Eling artinya harus tetap ingat siapa dirinya dan dari mana sangkan paraning dumadi (asal mulanya), kedudukannya sebagai makhluk Tuhan, tugasnya sebagai khalifah manusia di bumi baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Waspada, artinya harus tetap cermat, terjaga, dan waspada terhadap segala godaan yang sifatnya menyesatkan. Karena sebenarnya godaan itu bisa menjauhkan diri dari sang Pencipta, sehingga dapat menjauhkan diri dalam mencapai manunggaling kawula gusti (bersatunya makhluk dan Khalik).
Bulan Suro sebagai awal tahun Jawa, bagi masyarakatnya juga disebut bulan yang sakral karena dianggap bulan yang suci, bulan untuk melakukan perenungan, bertafakur, berintrospeksi, serta mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Cara yang dilakukan biasanya disebut dengan laku, yaitu mengendalikan hawa nafsu dengan hati yang ikhlas untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Itulah esensi dari kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat Jawa pada bulan Suro. Tentunya makna ini juga didapatkan ketika bulan Pasa (Ramadhan, Tahun Hijriyah), khususnya yang memeluk agama Islam. Laku yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sebagai media introspeksi biasanya banyak caranya. Ada yang melakukan laku dengan cara nenepi (meditasi untuk merenung diri) di tempat-tempat sakral seperti di puncak gunung; tepi laut; makam; gua; pohon tua; dan sebagainya, dan ada juga yang melakukan dengan cara lek-lekan (berjaga hingga pagi hari) di tempat-tempat umum seperti di tugu Yogya; Pantai Parangkusumo; dan sebagainya. Sebagian masyarakat Jawa lainnya juga melakukan cara sendiri yaitu mengelilingi beteng kraton sambil membisu.
Begitu pula untuk menghormati bulan yang sakral ini, sebagian masyarakat Jawa melakukan tradisi syukuran kepada Tuhan pemberi rejeki, yaitu dengan cara melakukan labuhan dan sedekahan di pantai, labuhan di puncak gunung, merti dusun atau suran, atau lainnya. Karena bulan Suro juga dianggap sebagai bulan yang baik untuk mensucikan diri, maka sebagian masyarakat lain melakukan kegiatan pembersihan barang-barang berharga, seperti jamasan keris pusaka, jamasan kereta, pengurasan enceh di makam Imogiri, dan sebagainya. Ada juga yang melakukan kegiatan sebagai rasa syukur atas keberhasilan di masa lalu dengan cara pentas wayang kulit, ketoprak, nini thowong, dan kesenian tradisional lainnya. Apapun yang dilakukan boleh saja terjadi asal esensinya adalah perenungan diri sendiri (introspeksi) sebagai hamba Tuhan. Namun akibat perkembangan zaman serta semakin heterogennya masyarakat suatu komunitas dan juga karena dampak dari berbagai kepentingan yang sangat kompleks, lambat laun banyak masyarakat terutama yang awam terhadap budaya tradisional tidak lagi mengetahui dengan jelas di balik makna asal tradisi budaya bulan Suro. Mereka umumnya hanya ikut-ikutan, seperti beramai-ramai menuju pantai, mendaki gunung, bercanda ria sambil mengelilingi beteng, berbuat kurang sopan di tempat-tempat keramat dan sebagainya. Maka tidak heran jika mereka menganggap bahwa bulan Suro tidak ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya.
Di sisi lain, ternyata kesakralan bulan Suro membuat masyarakat Jawa sendiri enggan untuk melakukan kegiatan yang bersifat sakral, misalnya hajatan pernikahan.Hajatan pernikahan di bulan Suro sangat mereka hindari. Entah kepercayaan ini muncul sejak kapan, kita tidak tahu. Namun yang jelas sampai sekarangpun mayoritas masyarakat Jawa tidak berani menikahkan anak di bulan Suro. Ada sebagian masyarakat Jawa yang percaya dengan cerita Nyi Roro Kidul, penguasa laut selatan (Samudra Hindia). Konon ceritanya setiap bulan Suro Nyi Roro Kidul selalu punya hajatan atau mungkin menikahkan anaknya (tidak diketahui jumlah anaknya berapa) sehingga masyarakat Jawa yang punya gawe di bulan Suro ini diyakini penganten atau keluarganya tidak akan mengalami kebahagiaan atau selalu mengalami kesengsaraan, baik berupa tragedi cerai, gantung diri, meninggal, mengalami kecelakaan, atau lainnya. Entah kebenaran itu ada atau tidak, yang jelas masyarakat Jawa secara turun-temurun menghindari bulan Suro untuk menikahkan anak. Kita bisa membuktikan kejadian ini kepada penjual jasa, seperti penyewa alat-alat resepsi atau sejenisnya, mereka pasti akan mengatakan sepi order. Kalaupun seandainya disewa pasti untuk kegiatan lain seperti sunatan, kelahiran, atau kematian. Padahal bagi pemeluk agama Islam, dan mungkin juga pemeluk agama lain, bahwa semua hari dan bulan itu baik untuk melakukan kegiatan apapun termasuk menikahkan anak.
Sebelumnya, telah diadakan ritual Labuhan Penjuru di Pantai Selatan, Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Alas Kerdowahono. Makna dalam upacara Labuhan ini bertujuan untuk menangkal bekala (bahaya) dari empat penjuru mata angin. Kekuatan yang melindungi keraton yaitu Sunan Lawu (timur), Kanjeng Kencono Hadisari (selatan), Kanjeng Ratu Sekar Kedaton (utara), dan Betari Kalayuati (barat)
Acara puncak pada malam 1 Suro di Keraton Solo adalah kirab pusaka keraton. Menjelang dini hari, ribuan warga Solo dan sekitarnya, termasuk turis asing, berdesak-desakan di jalan sekitar keraton. Mereka hendak menyaksikan kirab pusaka keraton. Suatu yang unik adalah di barisan terdepan ditempatkan pusaka yang berupa sekawanan kerbau albino yang diberi nama Kyai Slamet yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat
Kawanan kerbau albino yang sering dipanggil kebo bule ini menjadi daya tarik tersendiri. Kerbau bule itu merupakan kerbau keturunan Kyai Slamet. Tradisi kirab ini, bahkan membuat sebagian orang percaya bahwa sisa dari kotoran kebo pun mampu membawa berkah
Di Keraton Surakarta upacara ini diperingati dengan Kirab Mubeng Beteng (Perarakan Mengelilingi Benteng Keraton). Upacara ini dimulai dari kompleks Kemandungan utara melalui gerbang Brojonolo kemudian mengitari seluruh kawasan keraton dengan arah berkebalikan arah putaran jarum jam dan berakhir di halaman Kemandungan utara. Dalam prosesi ini pusaka keraton menjadi bagian utama dan diposisikan di barisan depan kemudian baru diikuti para pembesar keraton, para pegawai dan akhirnya masyarakat
Ritual- Ritual lainnya :
1.     Jamasan Pusaka
Jamasan pusaka merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membersihkan pusaka-pusaka yang dimiliki seseorang. Sebetulnya dalam jamasan itu, bukan hanya pusaka yang nampak yang harus dibersihkan, namun juga pusaka yang tidak nampak. Pusaka yang nampak dapat berupa Keris, Tombak, Panah, Pedang, Pistol, atau apapun. Sedangkan pusaka yang tidak nampak itu adalah hati.
kenapa perlu di bersikan?
Pusaka-pusaka tersebut perlu di bersihkan agar selalu siap digunakan setiap saat. Jika jarang di bersihkan, pusaka tersebut akan menjadi berkarat dan ketika di butuhkan unuk sesuatu, ia sudah tidak layak di gunakan.
Begitu pula dengan hati, ia harus kita bersihkan dari segala dendam dan kotoran yang ada, karena hati selalu kita gunakan setiap saat. Apabila jarang kita bersihkan, maka kita juga yang rugi, kepekaan kita terhadap lingkungan tertutup karena kotoran-kotoran duniawi. Oleh karena itu, pada setiap malam tahun baru suro diadakan intropeksi diri dalam bentuk tapa bisu.
2. Tapa Bisu
Merupakan rangkaian dalam ritual yang dimana setiap peserta tidak boleh berbicara hingga acara selesai. Biasanya acara tersebut mengkirab pusaka keraton keliling keraton. Pada prosesi tapa bisu ini, peserta juga diharapkan untuk tidak mengenakan alas kaki. Sebetulnya jika saya pahami lebih dalam, tujuan dari tapa bisu ini merupakan suatu acara berintropeksi diri terhadap berbagai tindakan dan pikiran yang telah tercipta selama satu tahun tersebut.
mengapa tanpa alas kaki?
Tidak memakai alas kaki karena diharapkan saat berintropeksi tersebut kita dapat menyatu dengan alam, dan juga membuang setiap enegi negatif yang ada di dalam diri tersbut ke bumi untuk di netralkan. Dengan kaki telanjang pula kita juga dapat merasakan bahwa sesungguhnya kehidupan itu tidaklah mulus walau berbagai upaya telah di lakukan. Sama seperti jalan yang dilalui tidak ada semulus yang kita kira walau telas di aspal dengan baik.
Oleh karena itulah, melalui jamasan pusaka dan tapa bisu keraton berpengharapan agar dalam memulai tahun yang baru kita juga dapat mulai dari bersih dan dengan semangat yang baru pula untuk menjadi semakin baik dengan memperbaiki apa yang belom baik pada tahun sebelumnya. Serta untuk menyiapkan kita akan berbagai situasi yang datang tanpa rencana baik oleh alam maupun oleh manusia sendiri.
Semoga dengan ini kita semakin sadar bahwa tradisi itu baik untuk kita teruskan. Karena setiap tradisi yang ada, pastilah ada makna kehidupan di dalamnya

Wednesday 12 December 2012

Ayoooo kunjungi

Web site SMP Negeri 9 SURAKARTA

silahkan kunjugi Di sini

Cerpenku (CONTH CERPEN)


Detik demi detik terhitung oleh jam, hingga saat ini kami tetap berusaha menjadi yang terbaik. Tak kenang lagi masa lampau kami, menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik tentunya. Walau begitu tak kami sisakan ingatan akan masa lalu kami, masa yang penuh kelam yang membuat jiwa kami tak tenang. Masa dimana nama kelas kami IX D bergema keras di ruang guru, bukan hanya sekali namun telah berpuluh kali suara indah penuh kasih sayang serta cinta dari mereka, bapak ibu guru bergema di ruang guru. Suara yang menanti perubahan, perubahan kami menjadi lebih baik. Kini telah lengser kedudukan kelam di seluruh jiwa dan raga kami, seluruhnya kami serahkan kepada kedudukan yang terang, dimana pemerintahannya itu akan membawa kami menjadi pribadi yang baik bahkan lebih baik lagi.
Tibalah Andis dari balik gerbang baja berwarna hijau nan kokoh perkasa tiada tara. Dia pun mulai berjalan ke dalam, pada langkah ke delapan ia berhenti sejenak. Disapanya dan disalamnya orang berbaju  cokelat itu, wajah orang itu mulai terlihat dari balik kacamatanya.
“Selamat pagi pak !!!!” seru Andis pada orang itu, yang rupa-rupanya adalah Pak Tohar.
“Selamat pagi !!!!.....” sapa balik Guru matematika itu, kalimat itu terucap bersamaan dengan juluran tangannya yang kemudian di sambar Andis.
Andis tak buang-buang waktu untuk berbasa-basi untuk ini, karna masih banyak hal yang akan dia lakukan setelah ini. Langkah kakinya berlanjut, dan semakin cepat saja, dalam perjalanan langkah kakinya, dia sempat melongok ke ruang V. Angel berdiri dengan seorang gadis idamannya, Evi. Entah apa yang telah Andi mimpikan semalam, ternyata Evi berjalan mendekatinya.

“Hei vi!!!” seru Andis sambil melambaikan tangannya.
“Apa Ndis? ada urusan apa? “ sahut Evi berjalan menjauhi Andis lagi.
“Lhoh, apa kira kamu mau nyamperin aku”.
“Ihhhhh sok PD banget sih kamu!” gretak Evi bersamaan dengan Angel.
Tak terhirau lagi masalah tersebut, Andis segara mengayuhkan kembali kedua kaki itu menuju ruang Ujiannya. Tak beberapa lama sampailah Andis di ruang VII, tak heran karena ruang VII hanya berjarak 15 meter-an dari depan ruang V tempat Evi mengikuti ujian. Di sana terlihat masih sangat sepi, keheningan yang muncul di balik hati Andi yang bergetar itu dimanfaatkan Andis untuk belajar kembali. Hingga satu per satu temannya muncul dan menghanyutkan suasana yang hening tadi. Jam berputar terus, tak terasa jarum jam mulai berlari dan akhirnya menunjukan angka 7.30. Ini tandanya Ujian akan di mulai 30 menit lagi. Andis, Aldo, Susi, Nia dan Dian yang kebetulan satu ruangan sibuk beres-beres buku mereka. Tak lama kemudian bel berbunyi tiga kali, pratanda peserta Ujian diwajibkan untuk memasuki ruang ujian masing-masing. Peserta di ruang VII sudah mulai masuk, di awali oleh Dian, Andis, Nia, dan kawan-kawannya. Setelah semua peserta memasuki ruang ujian, Andi memberanikan diri untuk memimpin doa di ruang VII.

Dag....Dig....Dug....
Detak jantung kami, bergemuruh semakin kencang sekencang cahaya matahari menembus ribuan kilometer atmosfer bumi. Kami mulai menggemakan ribuan doa dan harapan kepada Allah SWT, semoga kami diberikan kemudahan untuk menjalankan Ujian ini. Mencoba menenangkan detak jantung ini, kami semua mengumandangkan tasbih.Hingga suara kami membuat ruangan ini bergema dan terus bergema. Terdengar suara tasbih Susi paling kencang, sampai salah seorang pengawas meliriknya. Beberapa saat setelah suara tasbih kami mulai mereda.

“Teeeeet…… Teeeeet…… “ bel berbunyi untuk yang kedua kalinya, menandakan pembagian soal untuk peserta.
Para pengawas yang laki-laki bernama Yogi membagikan soal ujian dengan kode A, B, dan C , dan pengawas yang perempuan yang belum kami ketahui namanya itu membagikan soal dengan kode D dan E. Hingga akhirnya semua medapatkan soal dengan kode masing masing. Waktu itu Andi mendapatkan soal dengan kode C, sampingnya Dewa mendapatkan soal berkode  A, depannya Susi mendapat soal dengan kode E, belakangnya Dian mendapatkan kode soal B, dan kirinya Sandewa mendapat soal berkode D. Tidak ada kesempatan untuk mencontek apalagi untuk bertanya, setiap ruang sudah diatur se-maksimal mungkin agar Ujian Nasional ini berjalan lancar.
“Deg Deg… DegDeg… Deg Deg…” gemuruh jantung Andis bertambah kencang.
Tak peduli siap atau tidak, Andis tetap semangat dan berdoa, mulai dengan mengisi identitas diri kemudian dia melanjutkan dengan membuka lembar demi lebar soal. Satu soal  telah Andis kerjakan , begitu pula dengan yang lainnya. Pada waktu mengerjakan soal nomer 18, Andis teringat masa kejayaan IX D. Dahulu Andis merupakan salah satu siswa nakal di IX D, bahkan namanya sering menjadi berita utama alias headliness di kantor guru. Telah lebih dari seratus kalimat yang membawa namanya. Telah menerima hasil rapor UTS I , banyak diantara nilai-nilai rapor Andis yang di lahap si jago merah. sering temannya bahkan gurnya mencoba menasihati Andis, namun nasihat itu masuk telinga kanan ke luar telinga kiri, tak ia hiraukan sama sekali. Hampir semua siswa dan guru di IX D putus asa olehnya, namun mendengar keluhan guru salah seorang temannya bernama Vilol mencoba menasihatinya dengan segala cara, agar Andis mau brubah. Waktu itu di kantin
“Ndis, memangnya ada masalah apa, kok kamu bisa menjadi kaya gini ?” tanya Vilol pada Andis
“Asssssss...... apaan sih vil, kamu nggak usah ikut campur masalahku, ini kehidupanku dan nggak ada yang bisa ngatur-ngatur aku seenaknya!” bentak Andis mengagetkan Vilol.
“Lhooh..... akukan juga temanmu, masa’ nggak boleh mbantuin sih?”
“Kan, hanya sekedar teman, tidak lebih?, iya kan?” tanya Andis meremehkan
“Iya....... ya........ tapi aku mau kok jadi sahabatmu, aku akan menemani dikala duka menyelimuti hidupmu, dan dikala senyumanmu mengembang di bibirmu.” rayu Vilol.
“Aku bilang NGGAK ya NGGAK!!!!!!!. You know?”bentak Andis.
“Dasar orang keras kepala, liat aja nanti, baru menyesal esuk.” guman Vilol dalam hati.
Vilol mencoba membantu Andis dimanapun dan kapanpun, namun Andis belum menyadari keberuntungannya berkat Allah SWT yang telah mengirimkan Vilol seorang sahabat yang selalu di aniaya bahkan selalu diremehkan oleh Andis. Vilol berpikiran bahwa Andis dapat berubah dan menjadi yang terbaik dengan kekuatannya sendiri, sebab selama ini Andis selalu meminta pertolongan dari Vilol dalam segala hal. Setiap hari jika Andis tak mengerjakan tugas, pasti meminjam tugas kepada Vilol, kalau ulangan harianpun juga tak luput dari campur tangan Vilol. Kali ini ada suatu keganjilan yang terjadi, Vilol hari ini tidak mencontekki Andis pada waktu ulangan harian Matematika, Vilol mencoba mendidik Andis agar mandiri. Namun nasib Vilol kali ini tak beruntung, Andis menjebak Vilol, dan akhirnya Vilol dituduh menyontek.  Vilol pun mendapat hukuman dari pak Tohar sang guru matematika tergalak di SMP ini. Mengelilingi lapangan basket sebanyak 7 kali dan menulis rumus-rumus matematika dari bab 1 sampai bab 4. Melihat temannya kelelahan setelah berlari mengelilingi lapangan basket karena ulahnya, Andis tak ada rasa kasihan, kata minta maaf saja tidak terlontar dari mulut merah itu.
“Nih Vil, aku bawain minum buat kamu” ujar Andis sambil menyodorkan sebotol air mineral.
“Makasih ya... kamu baik banget Ndis, ku kira kamu nggak peduli sama akui” ujar Vilol
Belum sempat mengambil sebotol air mineral itu
“Sttttt....” botolnya di sahut Andis.
“Eitttss.... mau?” ujar Andis seraya meminum air mineral tersebut.
“Beli sendiri dong” tambah Andis.
“Tapikan aku belum selesai dihukum”
“Itu urusan kamu, dan masalah mu!”
“Wah siapa tuh yang datang Ndis?” sela Anton di tengah percakapan Andis dan Vilol sambil menunjuk ke arah Evi.
Evi mendekati mereka bertiga, “Ada apaan sih ini, kok ribut banget. Dari kelasku kedengeran tau!”
“Nggak papa kok Vi, cuman mau menjaili Vilol aja, mau ikutan nggak Vi?” jelas Andis
“Dasar kamu Ndis, sukanya cuman ngebully orang lain aja, makanya nggak ada yang mau temenan sama kamu!. Vilol itu kan juga temenmu, di yang selama ini membantu kamu, kamu nggak tau gimana susahnya menjadi dia. Kamu hanya bisa menikmati hasil jerit payahnya, sedangkan kamu menyiksa Vilol terus!, apa sih maumu?” gretak Evi, yang terbawa emosi. Dengan tak sadar Evi telah membongkar rahasia yang telah dua tahun di pendamnya bersama Vilol.
“Apa......Apa maksudmu?, Vilol ngapain?” Andis tak percaya dengan apa yang telah sepasang telinganya dengar.
“Lupakan aja lah Ndis, itu juga nggak bisa merubahmu, dan tolong mulai sekarang jangan berhubungan dengan Vilol!!!” Evi menarik tangan Vilol dan menjauh dari Andis dan Anton.
“Oh......ya, sekalian jangan ganggu orang lain lagi sebelum kamu mendapat hukum karma”
Akhirnya selama lebih dari dua bulan keberadaan Andis tak menerjang di telinga Vilol dan Evi. Namun, kebaikan Vilol yang selalu membantu bagaikan malaikat yang dikirim kepada Andis harus berakhir. Istirahat kedua di mulai, bel telah berbuni 1 menit lalu, sampailah Andis di kantin. Terdengar sayup-sayup suara speaker sekolahan memberitakan bahwa Vilol tertimpa musibah. Andis yang tak begitu mendengarnya masih berperilaku seperti biasa, dia belum mengetahui bahwa Vilol mengalami kecelakaan. Barulah saat bel masuk berbunyi dan siswa IX D masuk ke kelas, Andis mendengarkan ocehan teman-temannya yang lain. Mereka merasa gelisah, Andis masih penasaran apa yang membuat suasana di kelasnya menjadi lebih gaduh dari pada hari biasanya.
“Nda, ada apa sih sebenarnya?” tanya Andis pada Nanda teman sebangkunya.
“Lhohh kamu kok nggak tau, ku kira kamu yang duluan tau. Dari mana aja sih kamu, berita ini aja nggak tau” basa-basi Nanda
“Mang ada apa sih?, capcus dikit napa?” paksa Andis penasaran
“s.s.s.s....s.s.s.s..... Vilol Ndis........” Evi mengatakannya dengan bergetar
“Vilol kenapa?, ngomong yang jelas dong Vi!”
“Vilol.....Vi.....lol..... kecelakaan” ujar Evi terbata-bata
“APA.......?” A ndis kaget mendengarnya
“Beneran?” tanya Andis kembali.
“Benera.n, Vilol sekarang ada di rumah sakit. Nanti sepulang sekolah aku dan teman-teman mau menjenguknya” jelas Evi panjang lebar
“Iya…. Aku juga ikut” tambah Nanda
Kejadian itu membuat kelas kami berantakan, tak ada yang fokus oleh pelajaran, begitu pula dengan Andis. Andis sibuk dengan panjatan doa-doanya, dia menyesal telah memperlakukan Vilol seperti itu, namun dia tak boleh larut dalam kesedihan, dia bangun dan bangkit, masih ada kesempatan untuk meminta maaf kepada Vilol, itu pikirnya. Siang itu, sepulang sekolah Evi, Dinda, Clara, dan Anton menuju rumah sakit dimana Vilol dirawat.
“Ayo Vi cepetan, dari tadi ke kamar mandi mulu” ujar Clara yang melihat Evi di kamar mandi
“Ya…..ya….. sabar sedikit kenapa?”
“Cepetan, nanti ditinggal baru tau rasa!” gretak Clara lagi
“Ya…… ya….. ini juga udah selesai kok, tinggal pakai rok” Evi berkata dengan tergesa-gesa.
“Ayo Evi cepetan!!” sambung Dinda, yang saat itu juga di kamar mandi cewek
“Kalian kenapa sih?, sabar sedikit lagi nggapa?”
Setelah semuanya kelar, mereka berangkat menuju rumah sakit. Evi, Anton, dan Dinda berangkat naik taksi, sementara Clara berangkat bersama Bu Eri guru bahasa inggris alias mamanya. Sesampainya di rumah sakit, mereka buru-buru meloncat dari tempat duduk, berlari menuju lift. Tak perlu melihat kemana-mana, dengan cepat Andis menutup pintu lift itu, sesaat setelah memencat angka 3, lift menerbangkan mereka ke lantai 3 dimana Vilol dirawat. Kedua kaki mereka berlari secepat mungkin, UGD, ya, UGD itulah kamar Vilol sekarang. Sampailah, dan mulai terlihat airmata yang terus mengalir deras di atas pipi kedua orang tuanya. Terlihat juga Andis di sana.
“Ngapain kamu ke sini, dasar orang nggak punya hati. Hatinya ditikam nafsu. Selama ini kamu nyakitin Vilol terus, kamu mau minta maaf sama Vilol segampang itu?” ujar Evi terbawa emosi
“Nggak boleh?, aku juga manusia, masih punya hati, aku….” belum sempat membela.
“Selama ini kamu dah menghina Andis, kamu nggak tau perasaannya. Aku tak yakin jika kamu bisa menjalani kehidupan sepertinya. Ini semua gara-gara kamu, kamu telah menghancurkan harapannya untuk merubah dunia, apa itu masih kurang bagimu, apakah kamu baru puas jika Andis meninggal” terlampiaskan kekecewaan Evi selama ini, air matanya meluncur dari kelopak matanya.
“………” tak sepatah katapun yang terlontar dari mulut Andis, dia menyadiri kesalahannya, dia kecewa atas perilakunya.
“Sudahlah Vi, ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Di suasana seperti ini seharusnya kita berdoa kepada Tuhan” kata Clara mencoba melerai
“Iya kalian itu malah pada rebut, ini bukan waktunya” tambah Dinda
Perang mulut mereka mereda, namun muncul perang air mata, mereka saling berlomba mengeluarkan air mata. Di sini keberadaan Andis dihiraukan untuk sementara.
Tik….Tik….Tik….
Detik jam kemudian dokterpun keluar dari ruang UGD, dia menyatakan bahwa nyawa Andis tak tertolong lagi. Semua orang yang ada di situ menangis histeris, tak luput lelaki batu itu. Andis merasa sangat kecewa dan menyesal terhadap perilaku yang semena-mena terhadap Vilol.
Acara pemakaman telah dilaksanakan, Andis sangat menyesal. Di sana, di rumah Vilol, Andis berada, dia tak mau pulang. Bu Tata, mama Vilol telah memaafkan kelakuan Andis pada anak satu-satunya  itu. Bu Tata membawa sebuah buku. Di berikanlah buku yang rupa-rupanya adalah diarynya Vilol. Andis lembar demi lembar dia baca, dan berakhir pada tanggal 27 Januari 2012

Dear : Diary
27 Januari 2012
Yah, walaupun Andis nggak mau jadi sahabatku, ya nggak apa-apa lah. Yang penting aku berharap Andis dapat berubah. Walau tak lama lagi aku nyawaku terbang ke angkasa, Andis harus tetap bersemangat. Aku yakin Andis bisa, tanpa aku. Yakinlah Ndis bahwa kamu bisa, dalam hati manusia yang paling dalam terdapat cahaya. Cahaya itu akan membimbingmu menjadi lebih baik. Lihat dan rasakan hatimu, dia akan menuntunmu ke dalam kebajikan. Ku berharap Andis jadi pribadi yang baik, sehingga banyak orang yang akan menemanimu kapan dan dimana pun.

Isi diary Vilol sangat menyentuh hati setiap pembaca, tak luput lelaki batu itu. Dia terharu, satu demi satu air matanya terjun ke diary Vilol. Kini Vilol telah tiada, hanya penyesalan yang dapat Andis rasakan saat itu. Terjadilah perubahan yang signifikan dikehidupan Andis, dia sekarang adalah pribadi yang mulia, dia pintar, rajin, ramah, dan sopan tak seperti dahulu.
Andis melanjutkan pekerjaannya, dan kemudian setelah butir-butir soal Ujian Nasional itu selesai, dia berdoa kepada Tuhan, agar semua mendapat nilai yang memuaskan. Waktu berjalan begitu cepat, 4 hari telah ia lalui dengan semangat yang berkobar-kobar. Kini saatnya menunggu, menunggu hasilnya. Akhirnya setelah menunggu beberapa hari, hasilnya sudah keluar.
Hari itu Andis ke sekolahan, untuk melihat hasil jerit payahnya, dia berjalan menuju lapangan basket, terpampang 14 kertas di papan hitam di depan aula. Andis bmenggerakan kakinya yang terasa tertanam di beton lapangan. Perlahan namun pasti, Andis semakin dekat dengan papan yang telah dikerumuni teman-temannya. Dia bergantian melihat kertas yang terpampang itu satu demi satu. Terlihat olehnya kertas yang memuat namanya.
No
Nama
Kelas
Bhs Indonesia
Bhs. Inggris
Matematika
IPA
1
Andis Aldin Pratama
IX D
09.80
09.50
10.00
09.75
2
Dinda Jeny Putri
IX D
10.00
09.80
09.25
09.50
3
Muhammad Halim R
IX H
09.60
09.80
09.50
09.00







Dia sangat senang setelah kedua bola matanya melihat kertas itu, langsung ia meloncat-loncat dan bersujud syukur. Vilol menyambar pikirannya dengan sekejap, langsung Andis berlari menuju tempat pemakaman Vilol. Langkah kakinya berhenti di bawah pohon kamboja yang rindang meneduhkan hati, dia menangis dan menagis dan semakin menangis. Entah apa yang menyebabkan ia menangis dia tak tahu itu, rasa terharu, kecewa, senang, kesal, tercampur di benaknya. Hingga ia tertidur pulas di bawah pohon kamboja dan di atas kuburan Vilol. Andis tak percaya bahwa dia mendapatkan nilai sebagus itu, begitu pula dengan seluruh guru, mereka merasa itu adalah suat keajaiban, namun Allah SWT berkehendak seperti itu. Dia tak bisa berkata-kata lagi, mulutnya seolah dikunci dengan gembok baja. Dia merasa sangat terharu saat penerimaan piala oleh sekolahan bagi para siswa berprestasi.
Keberuntungan tidak berpihak pada Andis sepenuhnya, siswa lainpun juga mendapatkan nilai yang bagus, yah, kali ini, semua siswa di SMP ini lulus 100%. Namun kemenangan yang terasa sekali adalah kemenangan  untuk IX D, dimana dahulu mereka adalah siswa yang mulutnya naik turun alias cerwet dan otaknya tiada isinya alias bodoh. Kini kesadaran diri mereka akan kebajikan telah tumbuh subur di benak mereka. Hampir seluruh siswa kelas ini mendapatkan rata-rata 90 untuk setiap mata pelajarannya. Harapan akan perubahan telah mereka laksanakan, seolah keajaiban yang sangat mustahil bagi mereka untuk berubah. Kepasrahan yang mereka gantungkan pada kehendak Allah SWT ternyata mendapat respon yang baik, asalkan mereka benar-benar berniat untuk berubah. Kini tiada kata angkuh lagi bagi mereka yang telah menginjak nama kelas IX D, kami menyatakan dengan tegas bahwa “KAMI MAU DAN AKAN BERUBAH” dan kata itu memberi motivasi sehingga memicu mereka untuk bersaing secara sehat tentunya. Mereka menangis histeris akan apa yang mereka lihat di papan hitam tersebut. Air mata dan rasa terharu yang ada pada mereka, di lihat oleh guru-guru SMP ini. Mereka ikut bersyukur atas kejadian ini, mereka terharu melihat mereka menangis histeris.
“Hkkkkkk….. Hkkkkkk…..” tangisan kami semakin mengebu-gebu.
“Sudah lah, kalian adalah pemenang, kalian pantas mendapatkan ini. Ayo, pada baqngun” ujar Bu Nisita, wali kelas kami, membangunkan kami.
“Tapi bu, kami tidak pantas mendapatkan ini, kami telah berbuat dosa besar,…..” ujar Clara, sang wakil ketua kelas.
“Sudah, tenangkan diri kalian, bersikaplah seperti seorang pemenang. Kemenangan itu tak pandang bulu akan masa lalu seseorang. Percayalah, kalian itu pemenang” tenang Bu Nisita.
Sementara mereka sibuk dengan tangisannya, Andis telah terjaga dari mimpinya. Dia kembali ke sekolahan, karena dia masih harus melaksanakan cap tiga jari.
~~~ Happy Ending~~~
 

Blogger news

Terima Kasih Atas Kunjungannya