Friday 18 October 2013

LAPORAN PENGAMATAN SEL JAMUR

Judul   : Fungi (jamur)
Tujuan : Mengamati dan mengetahui bentuk sel fungi (jamur)
Alat     :

1.        Mikroskop cahaya
2.        Objek glass (kaca preparat)
3.        Cever glass (kaca penutup)
4.        Pipet
5.        Beker glass (gelas beker)
6.        Pinset
7.        Kapas

Bahan :      

1.        Jamur pada tempe
2.        Jamur pada roti
3.        Jamur pada buah jeruk
4.        Jamur merang

Cara Kerja :
      1.        Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengamatan ini.
2.        Letakkan mikroskop pada meja tanpa alas buku3.        Aturlah pencahayaannya dengan menggunakan lensa objektif perbesaran 10x.4.        Buatlah preparat dari setiap baha, langkah-langkahnya:
       a.         Pertama letakan bahan yang telah dipotong tipis di atas kaca preparat
       b.     Lalu ditetesi dengan air suling dengan menggunakan pipet tetes, mengusahakan supaya                  disekitarnya masih ada air       c.        Tutup dengan kaca penutup, usahakan supaya tidak terjadi gelembung udara.5.        Letakkan preparat dibawah lensa objektif (di atas meja mikroskop) dengan posisi yang benar.6.    Carilah bayangan benda pada preparat, dengan memutar makrometer sampai lensa objektif mendekati preparat kurang lebih 2mm di atasnya, kemudian putar kembali makrometer keatas secara pelan-pelan, sampai terlihat bayangan.7.     Apabila telah terlihat bayangan benda tersebut, tunjukanlah pada bagian yang akan diamati, Perjelas dengan cara memutar mikrometer secara perlahan-lahan dan putar lensa objektif ke perbesaran 40x. dan perjelas lagi dengan cara memutar mikrometer perlahan-lahan.8.        Gambarlah hasil bayangan tersebut. 
Hasil Pengamatan :
1.     Landasan teori
Jamur adalah kelompok organisme eukariotik, dan dimasukkan kelompok eukariotik karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu:
ü Merupakan kelompok organisme eukariotik
ü Bentuk tubuhnya ada yang uniseluler dan multiseluler
ü Tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof
ü Tersusun atas komponen dasar yg disebut hifa
ü Memiliki dinding sel yang yang tersusun atas senyawa kitin
ü Dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
ü Hidup di tempat lembap, basah dan banyak mengandung protein
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
      Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif  dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah :
  1. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora.
  2. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut  konidiosfor.
  3. Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut  klamidiospora (spora yang berkulit tebal)
  4. Jika bagian-bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-bagian itu disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau oidia (serupa telur) saja.
Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat , perairan, maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang membusuk (kayu lapuk, buah-buahan yang terlalu masak, makanan yang membusuk). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna (merah, hitam, jingga, kuning, krem, putih, abu-abu , coklat, kebiru -biruan, dan sebagainya) pada daun, batang, kertas, tekstil, kulit dan lain-lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop.
Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora.
Rizhoid adalah bentuk hifa vegetatif mirip akar dari tumbuhan yang dapat bercabang-cabang seperti jari-jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa, apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon.
Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;
1.        Kandungan air
Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan (pendekatan) kandungan air totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14-15 % pada biji-bijian atau makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
2.        Suhu
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25OC-30OC, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25OC-37OC atau lebih, misalnya pada spesies Aspergilis.s.p
3.        Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman
Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas (PH 2.0-8.5), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia asam.
4.        Kebutuhan makanan (Nutrisi)
Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam-macam makanan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam-macam enzim hidrolit, yaitu amilase, pektinose, proteinose, dan lipase.
 Jamur dibagi menjadi empat divisi, yaitu :
Divisi
Basidiomycota
Deuteromycota
Hifa
Bersekat
Bersekat
Tubuh buah
Basidiokarp
Tidak membentuk
Reproduksi aseksual
Konidiospora
Konidiospora
Reproduksi seksual
Basidiospora
Belum diketahui
Cara hidup
Saproba/parasit/simbiosis mutualisme membentuk liken
Parasit dan sapobra
Divisi
Zygomycota
Ascomycota
Hifa
Tidak berasekat
Bersekat
Tubuh buah
Tidak membentuk
Askokarp
Reproduksi aseksual
Sporangiospora, fragmentasi
Konidiospora, tunas, fragmentasi
Reproduksi seksual
Zigospora
Askospora
Cara hidup
Saproba/parasit/simbiosis mutualisme membentuk mikhoriza
Saproba/parasit/simbiosis mutualisme membentuk liken











2.        Hasil Pengamatan
No.
Objek
Keterangan
Hasil Pengamatan
Gambar dari internet
1
Jamur pada tempe
Perbesaran : 40 x 10
Jenis jamur :
1.        Rhizopus oryzae
2.        Rhizopus oligosporus











2
Jamur pada roti
Perbesaran : 40 x 10
Jenis jamur :
Rhizopus stolonifer









3
Jamur pada buah jeruk
Perbesaran : 40 x 10
Jenis jamur :
Penicillium digillatum







4
Hifa jamur merang
Perbesaran : 40 x 10
Jenis jamur :
Volvariella volvacea
















Pembahasan :1.        Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus
Klasifikasi Rhizopus oryzae menurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:Kingdom    : FungiDivisi         : ZygomycotaKelas          : Zygomycetes
Ordo          : Mucorales
Famili        : Mucoraceae
Genus       : Rhizopus
Spesies       : Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus
Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat jamur Rhizopus  yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu. Suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.
Rhizopus memiliki tiga tipe hifa, yaitu :
  • Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan subtrat.
  • Rizoid, hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
  • Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan subtrat dan memilikisporangium globuler di ujungnya.
Reproduksi Rhizopus secara aseksual dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi.
2.        Rhizopus stolonifer
Klasifikasi Rhizopus stolonifer menurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Fungi
Divisi         : Zygomycota
Kelas          : Zygomycetes
Ordo          : Mucorales
Famili        : Mucoraceae
Genus       : Rhizopus
Spesies       : Rhizopus stolonifer
Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC-37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.
3.        Penicillium digitatum
Klasifikasi Penicillium digitatum menurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Fungi
Divisi         : Ascomycota
Kelas          : Eurotiomycetes
Ordo          : Eurotiales
Famili        : Trichocomaceae
Genus       : Penicillium
Spesies       : Penicillium digitatum
Jamur pada kulit jeruk berwarna orange kebiru-biruan, hal ini karena  spora di Penicillium sering mengandung pigmen biru atau hijau, serta susunan konidia seperti sapu.
4.     Volvariella volvacea
Klasifikasi Volvariella volvacea menurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Fungi
Divisi         : Basidiomycota
Kelas          : Homobasidiomycetes
Ordo          : Agaricales
Famili        : Pluteaceae
Genus       : Volvariella
Spesies       : Volvariella volvacea
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jeramiyang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.


kata kunci : 

LAPORAN PENGAMATAN SEL JAMUR, LAPORAN BIOLOGI, LAPORAN PENGAMATAN BENTUK SEL JAMUR, MENGAMATI SEL MELALUI MIKROSKOP, LAPORAN MENGENAI JAMUR.

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Terima Kasih Atas Kunjungannya