TEKS EKSPOSISI
PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD
PENGUNJUNG CANDI PRAMBANAN MEROSOT
Oleh:
Anandhika Arifianto
X MIA 2
SMA
NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Jalan Walter Monginsidi
No. 40 Surakarta Telp. (0271) 652975
I.
Judul
Pasca Erupsi Gunung
Kelud Pengunjung Candi Prambanan Merosot
II.
Narasumber
a.
Nama : Bapak Sujoto
Umur : 48 tahun
Status : Satpam zona I di Candi Prambanan
b.
Nama : Bapak Edi Suyanto
Umur : 42 tahun
Status : Pengelola Taman Wisata Candi Prambanan
III.
Lokasi
Candi Prambanan : Jalan
Raya Jogja-Solo Km 16, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia.
IV.
Isi
Abu
vulkanik dari letusan Gunung Kelud, pada 13 Februari 2014 silam memaksa
pengelola Candi Prambanan untuk merelakan 3.000 orang pengunjung pada hari
biasa dan 6.000 orang pada Sabtu dan Minggu selama 1 minggu. Objek wisata candi
Hindu terindah di Asia Tenggara sejak Rabu, 19 Februari 2014 telah dibuka
kembali untuk umum setelah tutup akibat hujan abu, namun demikian pihak
pengelola masih membatasi para pengunjung masuk zona I atau area utama Candi.
Lantaran masih dalam proses pembersihan oleh para petugas dari Balai Pelestarian
Cagar Budaya (BPCB) DIY.
Karena
belum diperbolehkan memasuki zona I, maka pihak pengelola kawasan wisata Candi
Prambanan menurunkan harga tiket masuk hingga sepertiga harga tiket semula.
Jika di hari normal, tiket masuk untuk orang dewasa seharga Rp. 30.000 turun
menjadi Rp 20.000, untuk anak-anak tiket masuk turun menjadi Rp. 9000. Tidak hanya
wisatawan domestic saja, harga tiket bagi wisatawan mancanegara juga mengalami
penurunan, menjadi US$ 12 untuk dewasa, dan US$ 6 untuk anak-anak.
Meskipun
harga tiket memasuki kawasan wisata Candi Prambanan telah diturunkan oleh pihak
pengelola, jumlah pengunjung masih terhitung sedikit bahkan turun drastis sekitar
30-40%. Ada beberapa kemungkinan yang menjadi alasan para pengunjung yang
enggan berwisata ke Candi Prambanan, antaranya :
1.
Abu vulkanik
gunung Kelud masih menyelimuti jalan, dengan keadaan yang seperti ini memang
banyak pengunjung enggan keluar rumah terlebih lagi untuk berwisata. Mereka
memilih untuk membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal, dari pada untuk
bepergian dengan mengambil resiko.
2.
Gangguan
kesehatan. Hujan abu vulkanik yang mengguyur beberapa daerah di sebelah barat
daya Gunung Kelud memang dapat menyebabkan gangguan pernafasan (infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), iritasi saluran nafas, atau kesulitan bernafas pada
penderita gangguan paru sebelumnya seperti asma), gangguan penglihatan (iritasi
mata, konjungtivitis, abrasi kornea, mata gatal, dan lain-lain), dan iritasi
pada kulit.
No comments:
Post a Comment